Aku pernah main ke Jakarta untuk kepentingan dinas kantor. Emang sih, jam kerja kita tuh berakhir jam 5 sore. Tapi, nggak selalu pekerja kayak kita bisa pulang teng go. Banyak banget cing cong soal kerjaan yang bikin kita nambah jam kerja. Itu kenapa aku nggak kaget pas baca dan bikin resensi Home Sweet Loan karyanya Kak Almira Bastari.
Si Danan yang harus tetap di kantor karena memonya naik ke direksi meski jam kerja udah kelar. Tanisha yang bahkan masih harus kerja di akhir pekan dan terpaksa menitipkan anaknya. Sampai Kaluna yang baru sampai rumahnya di jam 9 malam ke atas. Mereka berempat sama Kamamiya, tengah berjuang keras mencari hunian impian di Jakarta.
Wajar kalau pembaca novel ini tuh merasa relate sama kehidupan mereka. Apalagi yang tinggalnya di Jakarta sana. Wuih, nyari hunian tuh nggak mudah, Beib. Susahnya minta ampun.
Seolah mengerti dengan kekalutan warga menengah mepet ke bawah banget, Almira Bastari menjadikan problematika pencarian hunian sebagai ide novelnya. Bahasannya memang terkesan berat. Tapi, percayalah! Kalau kalian sudah pernah baca karyanya yang lain kayak Resign atau Melbourne Weeding Marathon. Kalian nggak bakal merasa berat.
Yah, paling kalian bakal mikir, "ini tuh related banget sama gue". Karena aku sempat berulang kali merasa ini tuh aku banget dah.
Resensi Novel Home Sweet Loan
Informasi Novel
Novel ini diterbitkan oleh Gremedia Pustaka Utama tahun 2022. Sudah melewati tahun-tahun covid. Makanya, ada kisah Kamamiya yang kena covid terus Danan yang rutin kirimin makanan dan obat-obatan gitu.
Genrenya metropop. Sama kayak novel Ganjil Genap karya Almira Bastari sebelumnya. Tapi, novel Home Sweet Loan lebih serius meski masih tetap kocak dan menurutku masuk dalam kategori chicklit romantis.
Novel ini tuh sukses mengisahkan tentang isu yang relevan untuk kita-kita yang berusia 30 tahun dan punya keresahan tentang tempat untuk pulang.
Sinopsis Novel Home Sweet Loan
Seperti kubilang tadi, novel ini terpusat sama perjuangan keempat sahabat sejak jaman SMA yang bekerja di satu bidang, meski beda divisi, untuk mencari hunian dengan beragam latar belakangnya.
Kaluna, bungsu dari tiga bersaudara. Dia ingin mencari rumah agar bisa ke luar dari rumah yang sekarang berisi tiga kepala keluarga. Mungkin terlihat mudah karena dia adalah anak bungsu yang rasanya kayak nggak punya masalah.
Tapi nyatanya, hidup memang selalu saja menawarkan masalah, apapun status kita dalam keluarga. Belum lagi sama pacarnya, Mas Hansa, yang kayaknya nggak punya rencana masa depan. Wuih, kupikir masalah Kaluna nih komplit bangetlah.
Tanisha, ibu satu anak yang juga seorang wanita karir. Dia ingin punya rumah yang bisa menampung ibu mertuanya sampai harus menjalani long distance marriage sama suaminya. Yah, kalian tahulah masalah ibu yang bekerja. Baby sitter dan mertua yang sedikit 'bawel'.
Kamamiya, mantan Danan, yang bermimpi jadi influencer. Dia pingin punya apartement yang aesthetic biar bisa mendukung kegiatannya untuk pamer di sosmed. Anggap ini spoiler, si Miya ini masih ngarep bisa balikan sama Danan lho. Apalagi kan mereka sahabat yang masih sering nongkrong bareng gitu.
Terakhir Danan, anak tunggal yang nggak punya masalah soal ekonomi. Dia sudah punya apartement sendiri, tapi belum punya rencana untuk masa depan. Karena seseorang, akhirnya dia ingin menata masa depannya biar layak untuk seseorang tersebut.
Kenyataannya, sekedar punya uang saja nggak cukup, Beib. Yes, pertanyaannya adalah apakah keempat orang itu berhasil menemukan hunian impian mereka masing-masing?
Hal-hal Menarik dari Novel Home Sweet Loan
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Aku. Dalam hal ini bercerita melalui sudut pandang Kaluna.
Gimana cerita Kaluna dengan pacarnya? Hubungan dia dengan kakak-kakaknya yang mesti sudah berkeluarga tapi tetap tinggal bersama orang tua. Mana pada toxic banget tuh. Sama tentang perjuangannya menabung demi membeli hunian, mau itu rumah atau apartement.
Setiap kali ada sahabatnya yang ingin melihat rumah atau apartment yang cocok, sebisa mungkin Kaluna akan menemani. Iya. Menurut mereka berempat keberadaan orang lain bisa menilai hal yang kurang diawasi sama orang yang sudah klik sama keterangan di brosur.
Terus, aku akan bahas hal yang menarik dalam resensi Home Sweet Loan yaitu meliputi:
1. Nggak Hanya Menghibur, Novel ini juga Syarat akan Informasi
Aku tahu banget tujuan kita membaca novel paling hanya untuk mencari hiburan. Sekedar menuruti daya khayal kita untuk hal-hal yang berkaitan dengan romantisme picisan.
Novel ini juga bisa memenuhi tujuan itu. Kita bakal disuguhi kisah romansa antara Kaluna dan pacarnya. Mungkin sedikit cerita Kamamiya yang masih ngarep sama Danan. Lalu, cerita masa lalu tentang Danan yang ternyata naksir Tanisha.
Kebayanglah ya. Danan yang awalnya naksir Tanisha eh malah pacaran sama Kamamiya. Meski kemudian putus juga.
Tapi, tetap saja kita nggak bisa mengetahui gimana kisah mereka secara detail. Karena kisah ini tentang Kaluna. Ingat! Sudut pandangnya Kaluna lho. Jadi, kita hanya tahu cerita itu dari curhatan Kamamiya dan Tanisha ke Kaluna doang.
Point yang menarik adalah novel ini juga syarat akan informasi, khususnya tentang pertimbangan-pertimbangan apa yang harus kita ambil saat akan membeli hunian. Misalnya, terkait legalitas, dokumen apa saja yang harus ada atau kondisi fisik rumah kayak apakah ada rembesan di plafon atau nggak.
Ya kali, bangunan baru sudah ada rembesannya. Kebayang dong gimana kualitas bangunannya?
Selain itu, membeli hunian tuh erat kaitannya dengan management finansial. Maksudku, gimana caranya kita mengatur keuangan biar bisa nabung untuk membeli hunian.
Kaluna juga mengajari kita tentang hal itu. Dia bahkan membuat semacam excel untuk keuangannya, di mana dia membagi pengeluarannya ke dalam beberapa kategori, kayak pengeluaran primer, sekunder dan tersier. Belakangan, si Danan, yang nggak pernah punya masalah ekonomi, juga minta excel yang dibuat Kaluna lho.
2. Pembahasan Berat yang Terkemas dalam Komunikasi Tokoh yang Ringan dan Menggelitik
Yes. Cari rumah buat hunian tuh bukan perkara main-main. Penuh pertimbangan soal lokasi, kayak harus dekat sama MRT, legalitas dokumennya dan lain-lain.
Kalau kita membuatnya dalam sebuah artikel, pasti pembahasannya agak berat dan butuh fokus untuk membacanya.
Tapi, Almira Bastari sukses menjadikannya sebuah novel yang kocak. Kayaknya memang karakternya begitu. Aku baca novel-novel sebelumnya, sebut saja Novel Resign dan Melbourne Weeding Marathon juga kocak abis.
Kebayanglah ya, gimana risetnya Kak Almira soal mencari hunian ini. Kita kayak diajarin apa saja yang harus kita perhatikan saat melihat rumah atau apartement.
Apalagi lokasinya di Jakarta yang harganya nggak bersahabat sama kaum menengah yang mepet ke bawah banget. Kalaupun kita dapat hunian yang murah tentu ada alasannya. Entah lokasinya berada di pinggiran, urusan legalitas yang belum jelas atau karena memang ada 'masalahnya'. If you know what I mean.
Asli sih, aku sempat ngakak banget pas Kak Almira menceritakan soal ini. Pokoknya bisa jadi hiburan deh novel Home Sweet Loan tuh.
3. Subheadline di Tiap Bab yang Bisa Jadi Semacam Sinopsis untuk Cerita di Setiap Bab
Buat yang suka bikin quotes dari buku yang sudah dibaca, mungkin novel Kak Almira bakal jadi novel favorit. Tiap babnya ada subheadline sebagai sinopsis.
Ada beberapa subheadline yang kusuka dan kujadikan quotes yang kushare di story Whatsapp. Kayak berikut ini:
"Rumah murah kalau bukan takdir keberuntungan pasti sebuah kebetulan, kebetulan banyak masalahnya" - hal 135
Kekurangan Novel Home Sweet Loan
Kalau bicara resensi Home Sweet Loan, kita nggak hanya ngomongin soal kelebihannya doang 'kan ya.
Nah, bagian kekurangan novel ini tuh berdasarkan opini pribadiku saja. Nggak ada hubungannya sama sekali dengan teknik penulisan atau lainnya.
Overall, sebenarnya aku sudah nggak ada masalah saat baca novel ini. Cuma memang ada kesan bertele-tele. Meski aku tahu, Kak Almira mungkin cuma pingin mendeskripsikan situasi atau kondisi setting yang ada dalam ceritanya.
Tujuannya mungkin biar kita makin mudah membayangkan secara visual apa yang tersaji di cerita ke dalam imajinasi kita.
Harus kuakui, beberapa part dalam novelnya jadi kayak muncul secara visual di imajinasiku. Kayak pas Kaluna harus membereskan mobil kakaknya yang parkirnya nggak bener di garasi rumah milik mereka. Lengkap sama ekspresi wajah kesalnya karena dia sudah capek banget pulang hingga larut. Pingin langsung istirahat malah mobilnya nggak bisa parkir di garasi.
Kesimpulan Resensi Home Sweet Loan
Pada akhirnya, kita akan berbicara soal penilaian. Meski sebenarnya aku nggak punya capability sebagai penilai novel. Tapi seenggaknya, aku menilainya sebagai penikmat karya. Boleh dong?
Well. Dari aku sih nilainya 4/5 ya.
After all. Thank you buat Kak Almira Bastari yang sudah membuat novel yang menghibur dan memberikan banyak edukasi soal mencari hunian, management finansial dan lain-lain.
Buat kalian yang belum baca, harus kubilang kalau aku merekomendasikan novel Home Sweet Loan untuk kalian, Beib.
21 Komentar
Jadi penasaran pengin baca 😍
BalasHapusHalo, Kak, Putri Melati mampir nih. Bagus ulasannya 👍
BalasHapusDemi apa? Novel Home Sweet Loan bikin penasaran banget, nih.. Paling suka sama novel yang juga informatif gini. Udah gitu, bahasannya cukup umum, walo pun berat, tapi dibalut sama cerita yg unik.
BalasHapusbagus juga nih buat yang lagi pengen beli rumah or lg galau sm kpr rumah mesti baca home sweet loan
BalasHapusnama-nama tokohnya kalau ndak jeli bisa kebalik-balik dan bikin lupa hehe, karena belibet juga.
BalasHapusIni dari sudut pandangnya Kaluna.
Apakah selanjutnya akan dibuat dari sudut pandangnya si Kamamiya?
Saya sudah lama nggak baca novel. Almira Bastari kayaknya cukup terkenal belakangan ini apalagi genrenya metropop yang up to date.
BalasHapusWah, kok menarik ceritanya
BalasHapusPenasaran bagaimana kelanjutan novel ini aku mbak
Novel yang relate banget dengan kehidupan yang ada. Tentang gimana dapat hunian di Jkt yang bukan hanya soal uang, tapi juga rentetan masalahnya. Perlu baca ni novel. Apalagi banyak kesan dan pesan yang disampaikannnya.
BalasHapusBaru baca judulnya aja udah keliatan kalo novel ini tuh pasti ada unsur komedinya kan. Tapi emang sih relate banget sama saya yang juga kerja di Jakarta, pengen punya rumah di Jakarta juga hehehe...
BalasHapusPernah baca ulasanya juga di salah satu blogger. Ceritanya seru juga ya. Jadi pengen baca deh
BalasHapusAku juga sukaaa novel-novel karya Almira Bastari.
BalasHapusJadi ketagihan kalau sang penulis memiliki karya baru. Dan kini, home Sweet Loan bisa jadi novel Almira Bastari yang harus dibaca berikutnya.
Nah ya.. kalau uda ngebahas mengenai kehidupan kantoran ini suka berasa siih.. ada banyak sekali beban kerja seseorang, terlepas dari dia kerjanya apa, biasanya perjuangan masyarakat Jekarda ini lumayan menantang. Menikmati banget baca novel yang relate-able begini.
Informasi kredit perumahan rakyat dgn bahasan yg merakyat. Yup lewat novel ini pembahasan yg terasa berat menjadi ringan.
BalasHapusEmg bener loh. Mencari rumah di Jkt tuh kyk mencari jarum di tumpukan jerami. Bs aja sih lgsg ktmu asal jarumnya gede sekali. Alias bs dpt rumah bgs kalo pny duit bnyk. Haha.
Kalo terbatas ya siap2 aja hrs pilih hunian apartemen/rumah tapak di pinggir Jkt alias Jakarta coret. Hehe.
novel genre metropop yang menyenangkan untuk dibaca. bahasan menarik dan dekat sepertinya dengan kehidupan dikota besar. Mampu membangkitkan imajinasi utnuk menyelami cerita dan penokohannya
BalasHapusunik desain covernya suka bagus warnanya, warna kesukaaan saya, btw saya baru nemu rasanya novel yang membahas tentang mencari hunian rumah begini jadi penasaran pengen baca novelnya
BalasHapusRiset itu perlu. Tamparan keras nih buat aku yang masih minum riset kalau mau bikin novel. Huhuhu. Harus baca nih sekalian belajar soal hunian. Catat ah biar gak lupa judulnya. Thanks reviewnya kak
BalasHapuspernah dengar buku ini.. kayaknya bagus yaa.. saya belum baca tapi bisa relate dengan susahnya cari rumah di kota2 besar. saya sendiri ngerasakan di surabaya juga harga rumah mahal banget
BalasHapusLahan makin sempit
BalasHapusManusia bertambah banyak
Biaya hidup makin tinggi
Komplit deh masalahnya
rating 4/5 dari sebuah buku dinilai cukup bagus ya. secara singkat resensi ceritanya cukup bagus karena relate dengan kehidupan pekerja kantoran ya. aku juga ngerasain waktu kerja dulu yang selalu pulang gak on time karena ada jam loyalitas kan. ini agak gimana gitu tapi emang udah budaya kerja begitu
BalasHapusNovelnya menarik nih,ada sisis berneda yang diangkat nih,khususnya berkenaan dengan realita kehidupan di Jakarta bagi pekerja dan masyarakat lainnya.
BalasHapusnama Authornya kayak gak asing, ternyata benar sebelumnya saya juga sudah pernah baca karya dari Almira Bastari ini, Resign!
BalasHapuskalau dilihat dari ceritanya mirip-mirip ya sama-sama tentang persahabatan dengan sekelumit ceritanya yang punya tujuan yang sama. aakkk jadi penasaran nih ama Home Sweet Loan, secara emang suka cara Almira Bastari bercerita :)
Banyak edukasi tentang menejemen finansial ya, kak. Kayaknya perlu aku baca, nih. Karena kebetulan lagi nabung dan nyari hunian juga di kota
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.