Penyebab Stunting - Kebanyakan orang awam berpikir bahwa pertumbuhan anak akan dimulai setelah dia terlahir ke dunia. Makanya, banyak ibu-ibu yang seakan cuek saja menjalani masa kehamilan. Mereka mungkin berpikir bahwa janin akan memakan apa pun makanan yang dikonsumsi ibunya. Padahal, asupan gizi pada saat hamil juga mempengaruhi pertumbuhan anak kelak. Bahkan bisa membantu cegah stunting jika kita benar-benar memperhatikan gizi yang kita butuhkan.
Sumber : Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2018 |
Pada tahun 2019 sebelum pandemi covid 19, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Nilai ini masih sangat jauh dari standart WHO. Hal ini menjadikan Indonesia berada di urutan ke-4 dunia pada kasus stunting.
Jika kita mengabaikannya, maka akan mengancam pada produktivitas sumber daya manusia. Karena menurut WHO, hal ini akan mengakibatkan peningkatan kejadian kesakitan dan kematian pada anak.
Selain itu, pertumbuhan kognitif, motorik dan verbal pada anak nggak bisa optimal. Masalah ini tentu akan membawa dampak negatif pada anak ketika masa dewasanya kelak.
Baca juga Cara Belajar Membaca Anak
Sehingga yunibintsaniro.com akan mencoba untuk menguraikan apa saja penyebab stunting pada anak. Sehingga kita bisa mengetahui bagaimana gejala dan pencegahannya.
Apa itu Stunting?
Stunting merupakan suatu kondisi dimana balita memiliki tinggi badan yang nggak sesuai atau kurang jika dibandingkan dengan standart usianya.
Kementerian Kesehatan RI mengacu pada WHO dalam menentukan patokan tinggi badan ideal untuk anak. Yaitu berdasarkan usia dan jenis kelaminnya.
Adapun pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki yang ideal adalah sebagai berikut:
- Usia 1 tahun: 72 – 78 cm,
- Usia 2 tahun: 82 – 92 cm,
- Anak usia 3 tahun: 83 – 95 cm,
- Usia 4 tahun: 84 – 97 cm,
- Usia 5 tahun: 85 – 98 cm
Sedangkan pertumbuhan tinggi badan anak perempuan yang ideal adalah sebagai berikut:
- Usia 1 tahun: 70 – 78 cm,
- Usia 2 tahun: 80 – 92 cm,
- Anak usia 3 tahun: 82 – 95 cm,
- Usia 4 tahun: 83 – 96 cm,
- Usia 5 tahun: 84 – 97 cm
Lalu jika anak mengalami pertumbuhan tinggi badan yang nggak sesuai dengan data tersebut, apakah anak mengalami stunting?
Belum tentu juga. Kita perlu memperhatikan faktor penyebab stunting untuk memastikannya.
Apa Saja Penyebab Stunting?
Mari menilik apa saja penyebab stunting pada anak. Redaksi Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan semester I tahun 2018 menyebutkan ada tiga faktor yang bisa menyebabkan terjadinya stunting. Diantaranya:
Situasi Ibu dan Calon Ibu
Kita pernah mendengar celetukan bahwa seorang ibu nggak boleh sakit. Bukan apa-apa. Kalau ibu sakit maka berantakan dunia persilatan. Ceileh. Bahasaku ya. Hehehe...
Tapi benar lho. Bahkan calon ibu harus memperhatikan kesehatannya. Karena kondisi gizi ibu sebelum, saat hamil dan setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan resiko terjadinya stunting.
Faktor lain yang mungkin menyebabkan terjadinya stunting adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang masih remaja dan asupan nutrisi yang kurang saat kehamilan.
Baca juga Cara Ibu Menghadapi Temper Tantrum
Makanya, remaja putri sebagai calon ibu harus mempunyai status gizi yang baik. Dan wanita hamil harus menjaga berat badannya agar senantiasa memenuhi standart ideal saat hamil.
Jadi mulai saat ini, jangan hanya asal kenyang saja ya wahai calon ibu! Kita juga perlu memikirkan kandungan gizi yang akan kita konsumsi. Agar calon anak kita terlahir sehat dan lengkap. Nggak mengalami gangguan pertumbuhan.
Situasi Bayi dan Balita
Penyebab kedua terjadinya stunting adalah nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir. Selain itu, nggak terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), ibu gagal memberikan asi eksklusif dan proses penyapihan dini juga merupakan faktor terjadinya stunting.
Asupan gizi sangat penting dalam mendukung pertumbuhan balita agar sesuai dengan grafik pertumbuhannya. Sehingga nggak terjadi gagal tumbuh (growth faltering) yang dapat menyebabkan stunting.
Baca juga Cara Menjaga Mood Anak
Nah, kini aku mengerti alasan ibu membawa adikku ke posyandu secara rutin selain mendapatkan imunisasi. Petugas akan menimbang para bayi dan balita untuk mengetahui grafik pertumbuhan mereka. Sehingga mereka segera menemukan jika ada kejanggalan dalam pertumbuhan para balita.
Situasi Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Kondisi ekonomi berkaitan dengan kemampuan dalam memenuhi asupan makanan yang bergizi dan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan balita.
Sedangkan lingkungan menyangkut sanitasi dan keamanan pangan dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
Ada beberapa faktor penyebab stunting, diantaranya: kondisi ibu dan calon ibu, kondisi balita dan bayi juga situasi sosial ekonomi dan lingkungan.
Ketika kita sudah mengetahui hal ini, maka kita bisa mudah melakukan pencegahan stunting. Cemiau.
Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia, 2018, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Pusat Data dan Informasi (ISSN 2088 - 270 X)
With Love
24 Komentar
ternyata stunting itu ada sebabnya ya dari kecil, ga murni faktor gen. Memang tumbuh kembang anak harus dimonitor, aku biasanya selalu konsultasi dokter klo berat badan anakku lama naik. artikel bagus mbak :)
BalasHapusSaya juga suka deg-degan kalau anak-anak beratnya enggak baik-baik, kakak. Memang masalah stunting ini harus terus digaungkan, biar saya tetap aware dengan tumbuh kembang anak. Makasih kakak
HapusSaya dulu gak tahu istilah stunting. Ternyata stunting adalah kekurangan gizi pada anak ya. Ini banyak saya temui di kota. Sepertinya karena strata ekonomi ya, jadi kesadaran tentang pentingnya gizi untuk anak masih belum baik.
BalasHapusSetuju mbak. Karena ketika masa kehamilan, sebenarnya apa-apa yang dirasakan ataupun proses pertumbuhan dalam rahim juga menjadi penentu setelah anak lahir. Itu makanya pas hamil, ibunya dikasih setumpuk wejangan. Ya biar anaknya jadinya bagus ������
BalasHapusSeorang anak itu harus mendapatkan perhatian penuh dari ibunya sejak 1000 hari pertama kehidupannya. Yang dihitung sejak kehidupan di dalam kandungan, bukan sejak dilahirkan saja. Jadi ya kurleb sampai usia 2 tahun.
BalasHapuswah iya ya mbak sedih klo lihat kenyataan masih tingginya angka stunting di indonesia
BalasHapuskarenanya sangat penting jaga asupan gizi ibu dan bayi biar mencegah stunting
Wah bener banget nih anak anak di luar negri tinggi tingginya, apa memang karena budaya mereka atau karena genetik nya tapi faktor gizi juga sangat mempengaruhi ya
BalasHapusSetuju mba, calon ibu itu harus sudah kuat gizinya, sehingga bisa memberikan yang optimal juga untuk janin di dalam perutnya. Janin yang sehat, maka akan lebih baik pertumbuhannya ketika sudah lahir.
BalasHapusDulu kukira masalah tinggi dan pendek tuh murni genetik, ternyata enggak ya.
BalasHapusNutrisi jadi faktor utama.
Berharapnya sih bisa ngasih nutrisi terbaik agar anak² bisa tumbuh dengan baik.
Stunting memang masih pe-er besar untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak Indonesia. Rantainya panjang banget, sejak masih dalam kandungan. Padahal kita tuh dah 75 tahun merdeka yah. Syedih juga...Hiks...
BalasHapusAnak keduaku itu postur tinggi badannya nggak terlalu tinggi untuk seusianya. Tp secara nutrusi, kecerdasan lain2 insyaallah udah OK. Apa karena keturunan ya?
BalasHapusBeberapa waktu lalu kubaca memang stunting berbahaya ya Mbak, bisa akibat malnutrisi juga. Kesadaran gizi sejak mengandung memang penting banget biar stunting ga terjadi. terutama asupan ibu saat ASI.
BalasHapusPentingnya pengetahuan 1000 hari pertama kehidupan untuk wanita yang akan berumah tangga. Jadi bisa mempersiaokan diri sebelum hamil, baik fisik maupun psikisnya. Karena akan mempengaruhi kondisi kehamilan dan si kecil nanti...
BalasHapusbearti stuntin memnag bahaya banget saat kondisi ibu hamil tidak sehat, bisa menyebabakn tidak tinggi badan anak nanti setelah melahirkan
BalasHapusPara orangtua perlu mendapat edukasi terkait stunting ini sejak masa kehamilan yaa, eh malah sebelumnya. Agar mereka bisa tahu dan belajar dari hal tersebut, setidaknya untuk meminimalisasi stunting pada anak.
BalasHapusdengan mengetahu ciri stunting kita bisa melakukan pencegahan sejak dini. apalagi stunting ini punya masalah yang besar saat dewasa nanti
BalasHapusSeriusan aku baru tahu kalau stunting itu kondisi tinggi badan yang gak sesuai dengan standart usianya. BTW kasian juga ya si balitanya kalau misalkan kejadian seperti ini, oleh karena itu sangat penting bagi orang tua untuk mencukupi gizi untuk si buah hati.
BalasHapuswah ini ilmu baru buatku yang masih melajang uhuhuhu
BalasHapusbiar nnti pas udah ada anak bisa lebih siap dan tau stunting itu apa dan kenapa trus harus gimana,, mikir konsumsi buat ibu hamil itu nggak boleh main2 ternyata ya
Permasalahan stunting ini emang ngga boleh disepelekan ya maaak.. harus benar benar diperhatikan dan diatasi agar para calon penerus bangsa bisa tumbuh sehat!
BalasHapusAlhamdulillah anak-anak sudah melewati masa-masa mengkhawatirkan selama 5 tahun pertama. Sekarang pertumbuhannya sudah ideal dan sehat. Memang masa kehamilan dan awal kehidupan anak ini penting banget buat diperhatikan. Nggak boleh lengah untuk asupan dan kebersihannya karena dapat menimbulkan masalah seperti stunting ini.
BalasHapusSaya punya saudara yang anaknya itu kecil banget meski dia lincah tapi ukuran tubuhnya itu loh terlalu kecil untuk anak seusianya. Sayangnya setelah punya adik tidak ada lagi yang memperhatikan dia, dianggap normal aja. Padahal sayang banget kan kalau nanti ternyata dia stunting. Sya sih hanya bisa mendoakan.
BalasHapusEh maaf jadi numpang curhat deh, hehehe
Makash info tentang stunting ini mbak, bermanfaat sekali dan aku share ke saudaraku
TernyatA ada banyak faktor atau situasi ya Mbak yang membuat anak bisa stunting. Hal ini tentu patut diwaspadai orang tua. Yah semoga anak2 kita semua bisa tumbuh sehat dan terhindar dari stunting.
BalasHapusNutrisi anak penting banget di pantau ya mba, selain itu kondisi Ibunya jg perlu diperhatikan, makin aware nih soal stunting pada anak
BalasHapusSaya juga suka deg-degan kalau anak-anak beratnya enggak baik-baik, kakak. Memang masalah stunting ini harus terus digaungkan, biar saya tetap aware dengan tumbuh kembang anak. Makasih kakak buat tulisan pengingatnya
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.