Urusan explore kuliner di suatu daerah tu jadi salah satu kesukaan banyak orang. Termasuk juga aku dong. Doyan makan, begitu si emak sering menyebutnya. Jadi, kali ini aku akan sedikit bercerita mengenai hal ini. Tempat Makan di Palembang.
Tapi kok memilih Palembang? Kenapa nggak daerah lain saja?
Jadi begini ya, Geng. Awal-awal tahun 2019 lalu, aku masih sering bolak-balik Semarang – Palembang. Apa lagi tujuannya kalau bukan dinas? Secara ni ya, aku bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dan kantor perwakilan juga kebunnya berada di Sumatera Selatan itu.
Jadi ya begitulah. Kita cerita-cerita sedikit tentang kuliner di Palembang, nggak papa kan? Tentu saja, kita hanya akan bercerita mengenai tempat-tempat makan yang sudah aku datangi saja ya. Atau kalau nggak tempat makan yang pernah didatangi teman sekantor yang kebetulan sedang dinas di sana.
Then, here we go.
Tempat pertama yang paling ku sukai adalah pempek vico. Bukan karena salah satu kuliner khas Palembangnya, pempek, tapi karena es kacang merahnya. Yah, meski aku juga doyan pempek vico sih. Bahkan untuk urusan oleh-oleh pun, aku sering sekali beli di tempat ini.
Tempatnya berada di lokasi D. I, Jl. Veteran No.8B, 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30115.
Saat sebelum masa pandemic covid-19 sih rame banget. Bahkan pernah, aku dan team harus menunggu beberapa saat untuk mendapatkan meja kosong. Nggak tahu deh kalau sekarang.
Tapi Geng, jika kelak wabah ini sudah hengkang dari bumi Indonesia tercinta dan kalian sedang berkunjung ke Palembang, nggak ada salahnya lho mencoba es kacang merah di tempat ini.
Kacang merahnya tu empuk banget. Beda sama es kacang merah di tempat lain. Rasanya tu pas kalau dinikmatin saat cuaca lagi panas-panasnya. Bikin adem dan seger. Maknyus deh pokoknya. Hehehe…
Masalah harga lumayanlah. Sekitar 20.000 kalau nggak salah.
Tempat Makan di Palembangkedua adalah martabak har. Kuliner yang ini juga recommended. Biasanya, aku jajan ke sini bareng team setelah makan malam.
Woho, sekarang kalian mengerti ‘kan alasanku kelebihan lemak dimana-mana? Sssttt, pura-pura aja nggak tahu ya Geng! Hehehe…
Jadi, apa nikmatnya makan martabak har sih mbak?
Sebenarnya kurang lebih sama dengan martabak kayak biasa. Cuma bedanya, di sini kita akan dikasih semacam kuah kare, atau memang kuah kare ya. Pokoknya itu sebagai pelengkap hidangan.
Cara menikmatinya bisa dengan kita cubit martabaknya dan dicocol dengan kuah kare. Atau bisa juga kuah karenya disiramkan ke atas martabak. Kalau aku lebih suka kuah karenya disiram ke atas martabak. Nggak usah terlalu banyak. Yang penting pas takaran sesuai selera. Ajib deh rasanya.
Kalau kalian mau coba boleh berkunjung ke Jl. Jend. Sudirman No.597A, 18 Ilir, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30121. Katanya sih di tempat lain ada. Cuma aku nggak begitu paham. Hehehe…
Kali ini, aku akan sedikit membagikan cerita lucu. Tapi bukan pengalamanku sendiri sih. Ini adalah pengalaman teman sekantor yang kebetulan dinas ke Palembang pertengahan tahun 2018.
Jadi, mereka mampir makan di Rumah Makan Pindang Musi Rawas. Namanya juga dinas ‘kan ya. Pasti adalah uang makannya. Tapi tentu saja nggak banyak. Secara ‘kan masih junior staff.
Mereka pikir berapa sih harga pindang. Paling juga nggak terlalu mahal. Jadilah ada yang pesan pindang udang, pindang ikan patin dan pindang tulang iga sapi.
Saat makan sih, mereka bersuka cita karena rasanya memang seger, gurih ada rasa pedas manisnya juga. Pokoknya juaralah. Top markotop. Apalagi yang pesan pindang udang dan tulang iga sapi. Puas rasanya mereka makan di sana. Juara kata mereka.
Tapi e tapi, begitu waktunya bayar. Tetot. Pindang udang dihargai 120.000, pindang tulang iga sapi tu kayaknya 50.000 atau berapa gitu. Pindang patinnya yang paling murah.
Sementara, uang makan mereka kan kurang dari itu sekali pun untuk bayar pindang patin. Walhasil ke luar dari sana mereka pada gondok, dongkol dan menggerutu. Aku yang mendengar ceritanya langsung ketawa cekikikan.
Bagi kalian yang ingin mencoba kuliner pindang mampir aja ke sini, Jl. Angkatan 45 No.18, Lorok Pakjo, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137. Katanya tempoyaknya juara banget.
Baiklah, itu tadi tiga tempat yang punya cerita kuliner khusus bagiku di Palembang. Entah cerita karena memang aku paling suka makanannya atau pun cerita menggelikan seperti pengalaman teman-teman sekantorku.
Sebenarnya ada lebih banyak makanan khas di Palembang. Tapi tentu aku belum sempat mencicipi semuanya. Kalau ada dari teman-teman yang pernah mencoba dan ingin menambahkan cerita ini, bisa langsung share di kolom komentar ya.
Terima kasih. :)
With Love
Tapi kok memilih Palembang? Kenapa nggak daerah lain saja?
Jadi begini ya, Geng. Awal-awal tahun 2019 lalu, aku masih sering bolak-balik Semarang – Palembang. Apa lagi tujuannya kalau bukan dinas? Secara ni ya, aku bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dan kantor perwakilan juga kebunnya berada di Sumatera Selatan itu.
Jadi ya begitulah. Kita cerita-cerita sedikit tentang kuliner di Palembang, nggak papa kan? Tentu saja, kita hanya akan bercerita mengenai tempat-tempat makan yang sudah aku datangi saja ya. Atau kalau nggak tempat makan yang pernah didatangi teman sekantor yang kebetulan sedang dinas di sana.
Then, here we go.
Pempek Vico
Sumber : Tripadvisor.co.id |
Tempat pertama yang paling ku sukai adalah pempek vico. Bukan karena salah satu kuliner khas Palembangnya, pempek, tapi karena es kacang merahnya. Yah, meski aku juga doyan pempek vico sih. Bahkan untuk urusan oleh-oleh pun, aku sering sekali beli di tempat ini.
Tempatnya berada di lokasi D. I, Jl. Veteran No.8B, 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30115.
Saat sebelum masa pandemic covid-19 sih rame banget. Bahkan pernah, aku dan team harus menunggu beberapa saat untuk mendapatkan meja kosong. Nggak tahu deh kalau sekarang.
Tapi Geng, jika kelak wabah ini sudah hengkang dari bumi Indonesia tercinta dan kalian sedang berkunjung ke Palembang, nggak ada salahnya lho mencoba es kacang merah di tempat ini.
Kacang merahnya tu empuk banget. Beda sama es kacang merah di tempat lain. Rasanya tu pas kalau dinikmatin saat cuaca lagi panas-panasnya. Bikin adem dan seger. Maknyus deh pokoknya. Hehehe…
Masalah harga lumayanlah. Sekitar 20.000 kalau nggak salah.
Martabak Har
Tempat Makan di Palembangkedua adalah martabak har. Kuliner yang ini juga recommended. Biasanya, aku jajan ke sini bareng team setelah makan malam.
Sumber : Tripadvisor.co.id |
Woho, sekarang kalian mengerti ‘kan alasanku kelebihan lemak dimana-mana? Sssttt, pura-pura aja nggak tahu ya Geng! Hehehe…
Jadi, apa nikmatnya makan martabak har sih mbak?
Sebenarnya kurang lebih sama dengan martabak kayak biasa. Cuma bedanya, di sini kita akan dikasih semacam kuah kare, atau memang kuah kare ya. Pokoknya itu sebagai pelengkap hidangan.
Cara menikmatinya bisa dengan kita cubit martabaknya dan dicocol dengan kuah kare. Atau bisa juga kuah karenya disiramkan ke atas martabak. Kalau aku lebih suka kuah karenya disiram ke atas martabak. Nggak usah terlalu banyak. Yang penting pas takaran sesuai selera. Ajib deh rasanya.
Kalau kalian mau coba boleh berkunjung ke Jl. Jend. Sudirman No.597A, 18 Ilir, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30121. Katanya sih di tempat lain ada. Cuma aku nggak begitu paham. Hehehe…
Rumah Makan Pindang Musi Rawas
Sumber : Tripadvisor.co.id |
Kali ini, aku akan sedikit membagikan cerita lucu. Tapi bukan pengalamanku sendiri sih. Ini adalah pengalaman teman sekantor yang kebetulan dinas ke Palembang pertengahan tahun 2018.
Jadi, mereka mampir makan di Rumah Makan Pindang Musi Rawas. Namanya juga dinas ‘kan ya. Pasti adalah uang makannya. Tapi tentu saja nggak banyak. Secara ‘kan masih junior staff.
Mereka pikir berapa sih harga pindang. Paling juga nggak terlalu mahal. Jadilah ada yang pesan pindang udang, pindang ikan patin dan pindang tulang iga sapi.
Saat makan sih, mereka bersuka cita karena rasanya memang seger, gurih ada rasa pedas manisnya juga. Pokoknya juaralah. Top markotop. Apalagi yang pesan pindang udang dan tulang iga sapi. Puas rasanya mereka makan di sana. Juara kata mereka.
Tapi e tapi, begitu waktunya bayar. Tetot. Pindang udang dihargai 120.000, pindang tulang iga sapi tu kayaknya 50.000 atau berapa gitu. Pindang patinnya yang paling murah.
Sementara, uang makan mereka kan kurang dari itu sekali pun untuk bayar pindang patin. Walhasil ke luar dari sana mereka pada gondok, dongkol dan menggerutu. Aku yang mendengar ceritanya langsung ketawa cekikikan.
Bagi kalian yang ingin mencoba kuliner pindang mampir aja ke sini, Jl. Angkatan 45 No.18, Lorok Pakjo, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137. Katanya tempoyaknya juara banget.
Baiklah, itu tadi tiga tempat yang punya cerita kuliner khusus bagiku di Palembang. Entah cerita karena memang aku paling suka makanannya atau pun cerita menggelikan seperti pengalaman teman-teman sekantorku.
Sebenarnya ada lebih banyak makanan khas di Palembang. Tapi tentu aku belum sempat mencicipi semuanya. Kalau ada dari teman-teman yang pernah mencoba dan ingin menambahkan cerita ini, bisa langsung share di kolom komentar ya.
Terima kasih. :)
With Love
32 Komentar
Itu gambar makanannya amat sangat menggiurkan.. oh Palembang tunggu aku datang..
BalasHapusSaya langsung tertarik ingin coba pempek Vico nya. Penasaran sama pempek dan rasa es kacang merahnya.
BalasHapusaku penasaran sama martabaknya ka. kayaknya unik banget. semoga bisa ada kesempatan untuk bisa mampir ke kota Palembang. Amin
BalasHapusKeren nih, bisa jadi referensi kuliner nanti kalau punya kesempatan berkunjung ke Palembang.
BalasHapusYah selama ini cuma kenal kuliner Palembang ya pempek. Eh ada martabak kuah kare. Bikin ngiler aja deh.
BalasHapusJadi pengen nyobain kulineran khas palembang. Mungkin nanti kalau ada waktu mau mampir kesana langsung.
BalasHapusJadi penasaran martabak binhar, itu martabaknya kayak biasa gitu ya kak, cuma di siram kuah kare? aku penyuka kare jadi pengeeeen
BalasHapusMartabak Har, sista. Hehehee
HapusCucok banget buat yang suka kare deh. Kuy cobain.
Martabak har kok kelihatannya makanan khas sana ya, dari tampilan beda banget dengan martabak yang ada di Surabaya. Rasanya gimana tuh?
BalasHapusRasanya unik sih. Yuni yang bukan penyuka kare tapi suka makan martabak har ini. Asyik.
HapusAku selalu terkenang sama mpek2 asli sana. Soalnya susah banget dapetin aslinya di sini. Duh bacanya jadi makin ngiler nih kak
BalasHapusAhh saya th lalu ke Palembang dan sudah saya coba semuaaa
BalasHapusPindang musi rawas nya ga da lawan, apa lagi ada tempoyaknyaaa wenakkk
Yuni belum pernah nyobain tempoyaklah. Kudu nyobain ya kalau begitu.
HapusMartabak har ini legendaris sekali. Kuah karenya menggoda. Jadi makannya mirip kayak roti cane atau roti prata gitu ya. Mungkin karena masih saudaraan jadi mirip hehe
BalasHapusMakanan khas Palembang setahu saya cuma empek2. Yg sudah bisa dinikmati dimana-mana. Tapi sekali2 pengen makanan khas yg lain termasuk empek2 asli dari Palembang. Terima kasih infonya
BalasHapuswah pempek vico, aku sering dioleh2i sama temen2 yang kepalembang pasti pempek ini. sayang belum makan langsung ke sana. semoga bs ke palembang langsung ya nanti
BalasHapusAku baca ini pagi-pagi puasa rasanya gimana gitu, wkwkw. Kalau berkunjung ke sana, semoga bisa nyobain. Enak-enak semua, seleraku hihi
BalasHapusWoho, sekarang kalian mengerti ‘kan alasanku kelebihan lemak dimana-mana? Sssttt, pura-pura aja nggak tahu ya Geng! Hehehe…
BalasHapusAduh mba ko jadi curhat haha...
Aku suka pindang Kak. Tapi itu harganya pasti sesuai dengan rasa yang ditawarkan.
Pempek Vico mah udah terkenal yaaa. Beberapa kali sempat dibawain teman suami yg main ke Bali. Senangnya. Hihiii. Setiap daerah pasti ada kulinernya yang menarik-menarik, bahkan ada yang belum populer, tapi sebetulnya sungguh lezat.
BalasHapus10 thn aku nih jadi wong kito galo..pempek vico tuh lemak nian wkwk..kangen nak balek.palembang lagi...
BalasHapusWoho... sila balek,. tapi jangan sekarang. Palembang lagi PSBB. Hehehe
Hapuswuah mauuu, haha. selalu suka bahas kuliner di macam-macam daerah begini. pempek mah udah sering coba ya, tapi keknya pempek palembang pasti beda. mau coba martabak har juga, beda banget sama di sini martabaknya, ah pengen.
BalasHapusList kuliner yang wajib di coba nanti ketika jalan2 kepalembang
BalasHapusWah ketiga-tiganya aku banget nihhh😋 dan yang paling di inginkan sih makan pek empek langsung di kota Palembang. Semoga harapan ini tercapai. Aaminn
BalasHapusAku waktu ke Palembang kulineran puas kak, belum yang dbawa pulang hahah, sampai pempek bakar beli juga loh. karena banyak orang kantor yang pesen , untung ga begitu lama di Palembang bisa-bisa gendut euyyy. Kuah chukooonya itu bikin nagih benar banget sama yang ada di Jakarta , beneran euyy.
BalasHapusYang pertama sepertinya enak itu kak. Setelah menikmati pedasnya pempek lidah kita dimanjakan dengan segarnya es kacang merah.
BalasHapusMantap dah pokoknya.. Cobain dah. Hehehe
HapusKuliner khas Palembang memang kabarnya juara, sih. Bahan bakunya ikan. Wah, ini mah udah pasti endeus, ya. Apalagi membayangkan hidangan Sumatera yang kaya rempah itu. Ahahahay, kalau ada rezeki ke Palembang, sepertinya aku bakal kejar wisata kulinernya deh, hihihi ...
BalasHapusEs kacang merah dan pempek sukes bikin saya ngiler waktu baca. Pertama kali nyobain es kacang merah waktu ada event kuliner daerah di sekolah, kalau pempek emg udah jadi jajanan wajib kalau pulang sekolah. Kedai pempek vico kayaknya menarik banget untuk saya kunjungi. Semoga suatu saat kesampaian bisa kesampaian main ke palembang
BalasHapusMemang ya ternyata brand ambasador pempek itu pasti dari palembang haha keren banget
BalasHapusMartabak Har kayaknya makanan cita rasa campuran dari India atau Arab ya kak? Ada kuah karenya
BalasHapusrumah pindang musi rawas belum cubo
BalasHapusmartabak har itu wajib
es kacang merah vico memang enak tapi dak pulo hobi
ado nah rumah makan khas palembang lupo aku namonyo
lemak nian pindangnyo, pindang iwak belido
Terima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.