Ingin Menjadi Ibu Seperti Apa Nantinya? - Yeeaayy,,, 15 april. Ulang tahunku. Jangan Tanya keberapa ya! Nggak etis lho. Cewek mah pingin selalu tampil awet muda ‘kan. Nggak percaya? Coba deh Tanya para cewek di luaran sana! Kenapa mereka repot-repot pake sekinker? Uhuk-uhuk,, jawab dalam hati aja, girls.
Dan pertanyaan itu hanya akan membuat kaum cewek merasa dirinya semakin tua. Dan itu nggak asyik euy. Hehehe…
Sebagai anak cewek – ‘kan aku belum nikah ya, masih jadi anak dong aku. Hehehe – aku suka ibu yang kayak emakku. Ceileh, ya iyalah. Memang, mau emak yang kayak siapa lagi? Ahay…
Jadi, emakku tu adalah wonder woman bagiku. Juga buat adik-adikku. Belahan jiwa bagi babeku tentu saja.
Apa pun bisa beliau kerjakan. Sendirian. Dan nggak pernah tu beliau minta bantuan kami, anak-anaknya. Kecuali, kalau mau bepergian dan perlu naik motor. Maka beliau akan minta dianterin. Itu aja.
Aku bertanya-tanya, mungkinkah aku bisa sehebat emakku jika nanti sudah nikah dan punya anak?
Sekarang aja aku masih belum bisa masak. Kadang masih malas nyuci dan beberes kamar kosan. Aku juga nggak bisa pasang gas. Duh, kayaknya aku banyak nggak bisanya deh. Gimana dong?
Ini terjadi padaku. Apa pun yang akan ku lakukan, emakku nggak pernah mempermasalahkannya. Beliau selalu mengerti aku akan selalu bertanggung jawab pada resiko yang terjadi. Dan memang begitu adanya.
Namun, berbeda dengan adik cowokku. Emak kadang suka nyolot kalau sama dia. Ada beberapa hal yang boleh dan nggak boleh dilakukan. Kenapa?
Karena dulu dia pernah buat emak kewalahan dengan kenakalannya. Nggak usah diceritain lah ya. Biasalah, kenakalan anak cowok sih gimana. Hehehe.. Jadi, berkaca dari masa lalu itulah emakku bersikap padanya.
Well, itu hal yang adil sih. Emakku memperlakukan anak-anaknya sesuai dengan sikap dan perilaku kami.
Oke, karena ini adalah tulisan yang ku buat saat ulang tahunku yang ketujuh belas plus-plus. Anggap aja begitu. Hehehe…
Jadi, aku ingin menceritakan sebuah harapan. Yah, apa sih yang diharapkan cewek? Salah satunya kan pasti jadi ibu. Ibu yang begitu dicintai oleh anak-anak dan bapaknya anak-anak juga ya. Hehehe…
Katanya keluarga adalah harta yang paling berharga. Maka, nggak salah dong jika nanti aku juga ingin jadi ibu yang selalu menomor-satukan keluarga.
Kayak emakku, teringat dulu ketika kami baru saja menjadi pengungsi. Saat itu, kejadian perang antar suku di Kalimantan, membuat bapakku kehilangan pekerjaannya. Kami juga harus pulang ke kampung halaman.
Kami menghadapi keadaan yang sangat sulit. Dan emakku selalu saja mendahulukan keluarganya untuk segala sesuatu. Beliau kadang nggak memperdulikan apa yang menjadi keinginannya. Duh, kadang sedih kalau aku memikirkan saat itu.
Tapi, nggak papa. Kini keadaan sudah lebih baik. Aku bahkan bisa sedikit menuruti apa yang emak inginkan. Meski belum semuanya. Hal yang belum ku turuti salah satunya adalah nikah.
Ya, gimana dong. Namanya juga belum ketemu jodoh. Hehehe…
Aku tu pingin banget menyiapkan kebutuhan keluarga sendiri. Kayak emakku selama ini. Bangun sebelum subuh terus masak buat sarapan. Masih lanjut beberes rumah. Nyuci baju, setrika dan mengurus anak. Duh, energinya berasa nggak habis-habis. ‘Kan keren.
Tapi e tapi, kalau pas nggak bisa dikerjakan sendiri, misal pas beliau kerja di gudang ikan, ya tugas beralih padaku. Dan emakku nggak akan merasa nggak sempurna karena itu.
Hal paling penting bagi beliau adalah kebutuhan keluarga terpenuhi. Meski karena kesibukan membuatnya nggak bisa melakukan sendiri. Karena ini bukan tentang bagaimana menjadi ibu yang sempurna, tapi bagaimana menyadari kenggak-sempurnaan dan masih tetap senang.
Meski sederhana, tapi komunikasi yang selalu terjaga baik antara ibu dan anak itu bagus. Sehingga nggak ada kesalah-pahaman. Apa yang diinginkan kedua belah pihak juga bisa terlaksana. Jika memungkinkan. Hehehe…
Sebenarnya, masih banyak hal sih yang ingin aku ceritakan. Tentang harapan menjadi ibu. Tapi kali ini biar saja sampai di sini dulu. Lain kali kita sambung lagi.
Intinya adalah nggak papa kok meski nggak jadi ibu sempurna. Nggak masalah jika kita nggak bisa melakukan semua hal sendirian. Dan bukan hal yang buruk jika kita masih melakukan banyak kesalahan.
Asal, kita bisa berdamai dengan semua itu. Kita mau memperbaiki kesalahan. Dan yang paling penting adalah kita melakukan apa pun yang menurut kita baik untuk keluarga dengan hati yang riang dan gembira.
Maka, yakin saja semua akan berakhir bahagia. Iya nggak?
With Love
Dan pertanyaan itu hanya akan membuat kaum cewek merasa dirinya semakin tua. Dan itu nggak asyik euy. Hehehe…
Type Ibu Seperti Apa yang Disukai Anak?
Sebagai anak cewek – ‘kan aku belum nikah ya, masih jadi anak dong aku. Hehehe – aku suka ibu yang kayak emakku. Ceileh, ya iyalah. Memang, mau emak yang kayak siapa lagi? Ahay…
Wonder Woman
Jadi, emakku tu adalah wonder woman bagiku. Juga buat adik-adikku. Belahan jiwa bagi babeku tentu saja.
Apa pun bisa beliau kerjakan. Sendirian. Dan nggak pernah tu beliau minta bantuan kami, anak-anaknya. Kecuali, kalau mau bepergian dan perlu naik motor. Maka beliau akan minta dianterin. Itu aja.
Aku bertanya-tanya, mungkinkah aku bisa sehebat emakku jika nanti sudah nikah dan punya anak?
Sekarang aja aku masih belum bisa masak. Kadang masih malas nyuci dan beberes kamar kosan. Aku juga nggak bisa pasang gas. Duh, kayaknya aku banyak nggak bisanya deh. Gimana dong?
Memberi Dukungan Penuh Atas Keputusan Anaknya
Ini terjadi padaku. Apa pun yang akan ku lakukan, emakku nggak pernah mempermasalahkannya. Beliau selalu mengerti aku akan selalu bertanggung jawab pada resiko yang terjadi. Dan memang begitu adanya.
Namun, berbeda dengan adik cowokku. Emak kadang suka nyolot kalau sama dia. Ada beberapa hal yang boleh dan nggak boleh dilakukan. Kenapa?
Karena dulu dia pernah buat emak kewalahan dengan kenakalannya. Nggak usah diceritain lah ya. Biasalah, kenakalan anak cowok sih gimana. Hehehe.. Jadi, berkaca dari masa lalu itulah emakku bersikap padanya.
Well, itu hal yang adil sih. Emakku memperlakukan anak-anaknya sesuai dengan sikap dan perilaku kami.
Lalu Akan Menjadi Ibu Seperti Apa Aku Nanti?
Oke, karena ini adalah tulisan yang ku buat saat ulang tahunku yang ketujuh belas plus-plus. Anggap aja begitu. Hehehe…
Jadi, aku ingin menceritakan sebuah harapan. Yah, apa sih yang diharapkan cewek? Salah satunya kan pasti jadi ibu. Ibu yang begitu dicintai oleh anak-anak dan bapaknya anak-anak juga ya. Hehehe…
Ibu yang Menomor-satukan Keluarga
Katanya keluarga adalah harta yang paling berharga. Maka, nggak salah dong jika nanti aku juga ingin jadi ibu yang selalu menomor-satukan keluarga.
Kayak emakku, teringat dulu ketika kami baru saja menjadi pengungsi. Saat itu, kejadian perang antar suku di Kalimantan, membuat bapakku kehilangan pekerjaannya. Kami juga harus pulang ke kampung halaman.
Kami menghadapi keadaan yang sangat sulit. Dan emakku selalu saja mendahulukan keluarganya untuk segala sesuatu. Beliau kadang nggak memperdulikan apa yang menjadi keinginannya. Duh, kadang sedih kalau aku memikirkan saat itu.
Tapi, nggak papa. Kini keadaan sudah lebih baik. Aku bahkan bisa sedikit menuruti apa yang emak inginkan. Meski belum semuanya. Hal yang belum ku turuti salah satunya adalah nikah.
Ya, gimana dong. Namanya juga belum ketemu jodoh. Hehehe…
Ibu yang Selalu Menyiapkan Apa pun Kebutuhan Keluarga
Aku tu pingin banget menyiapkan kebutuhan keluarga sendiri. Kayak emakku selama ini. Bangun sebelum subuh terus masak buat sarapan. Masih lanjut beberes rumah. Nyuci baju, setrika dan mengurus anak. Duh, energinya berasa nggak habis-habis. ‘Kan keren.
Tapi e tapi, kalau pas nggak bisa dikerjakan sendiri, misal pas beliau kerja di gudang ikan, ya tugas beralih padaku. Dan emakku nggak akan merasa nggak sempurna karena itu.
Hal paling penting bagi beliau adalah kebutuhan keluarga terpenuhi. Meski karena kesibukan membuatnya nggak bisa melakukan sendiri. Karena ini bukan tentang bagaimana menjadi ibu yang sempurna, tapi bagaimana menyadari kenggak-sempurnaan dan masih tetap senang.
Komunikasi yang Selalu Terjaga
Meski sederhana, tapi komunikasi yang selalu terjaga baik antara ibu dan anak itu bagus. Sehingga nggak ada kesalah-pahaman. Apa yang diinginkan kedua belah pihak juga bisa terlaksana. Jika memungkinkan. Hehehe…
Sebenarnya, masih banyak hal sih yang ingin aku ceritakan. Tentang harapan menjadi ibu. Tapi kali ini biar saja sampai di sini dulu. Lain kali kita sambung lagi.
Intinya adalah nggak papa kok meski nggak jadi ibu sempurna. Nggak masalah jika kita nggak bisa melakukan semua hal sendirian. Dan bukan hal yang buruk jika kita masih melakukan banyak kesalahan.
Asal, kita bisa berdamai dengan semua itu. Kita mau memperbaiki kesalahan. Dan yang paling penting adalah kita melakukan apa pun yang menurut kita baik untuk keluarga dengan hati yang riang dan gembira.
Maka, yakin saja semua akan berakhir bahagia. Iya nggak?
With Love
32 Komentar
Semoga menjadi ibu yang menomorsatukan keluarga ya mbak, soalnya keluarga itu memang harta yang paling berharga.
BalasHapusSedih juga, akibat perang saudara di Kalimantan memang banyak yang jadi korban, dari korban nyawa sampai kehilangan pekerjaan.😓
Betul. Waktu itu aku masih SD, tapi masih keinget aja betapa mencekap situasi dan kondisinya. Ngeri.
HapusIbuku juga wonder woman banget. Apa-apa bisa, ya masang gas, manggil tukang benerin rumah yang bocor. Malah sampai sekarang kaya nggak pernah minta tolong apa gitu ke anaknya. Paling sama sih kalo yg perlu dianterin pakai mobil baru deh. Semoga terwujud ya impian mba Yuni ingin menjadi orang tua yg spt apa nantinya.
BalasHapusSetiap ibu pasti begitu, Mbak. Percayalah. Ibu yang bilang nggak bisa apa-apa itu hoax adanya. Hehehe
HapusKlo ditanya soal tinbangan gimana mbak?hehehehe klo ditanya ingin jadi ibu seperti apa?aku nggak tahu jawabannya. Entahlah ini juga salah satu pertanyaan sakral yg selalu bikin baper. Soalnya sering mikir udah jadi ibu yang baik belum ya, udah ink belum ya dan banyak belum yg genggeus hehhee suamiku selalu bilang gini, apapun yang kita lakukan adalah yang terbaik untuk anak2 kita
BalasHapusKalau soal timbangan mah lain lagi sensinya, Mbak..
HapusMeski cewek itu gendut, tetap aja jangan nanya berat badan. Kalau nggak bakal ngambek seharian.
Eh itu sih Yuni ya. Hehehe
ibu yang selalu ada untuk keluarganya hihi, semoga bisa disegerakan ya mba. Aamiin. Memang jadi ibu itu tidaklah mudah karena mendidik manusia, tapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa ya. Bismillah pasti bisa untuk menjadi ibu yang baik bagi anak-anak.
BalasHapusSemua pasti bisa kita lakukan ya Mbak Stef. Tinggal bagaimana kita mengusahakannya.
HapusBetul tak Mbak?
😊
Semoga kelak mba Yuni bisa menjadi ibu yang ideal. Ibu yang terbaik untuk anak-anaknya kelak sehingga menjadikan mereka anak-anak yang soleh dan soleha.
BalasHapusTinggal bagaimana Yuni mempersiapkan semuanya ya Mbak. Bismillah.
HapusSemoga mb Yuni kelak menjadi ibu yang membanggakan bagi keluarga. Jujur, dulu aku sih ya mengalir begitu aja, engga kepikir pengen jadi ibu kayak apa...Hehe...
BalasHapusKayaknya emak yuni juga ya ngalir aja lah. Cuma yuni aja nih yang sedikit meribetkan diri. Segala curhat. Hehehe
HapusDewi pingin jadi Ibu yang menomorsatukan keluarga. Semoga kita menjadi ibu yang bisa jadi tauladan bagi anak-anak ya mbak Yuni:)
BalasHapusAamiin Ya Rabb
HapusSemoga kelak Mbak Yuni bisa menjadi ibu yang baik dan menjadi panutan bagi anak-anaknya ya. Setiap ibu adalah idola dan tempat untuk mencurahkan keluh kesah dan cerita bahagia anaknya. Itu sih yang aku rasakan. Semoga terkabul semua harapannya ya Mbak.
BalasHapusHarapan yang menjadi harapan semua wanita ya mbak. Hehehee
HapusAku sempat pengin jadi super mom, Mbak. Lha sekarang udah ngikut arusnya aja. Penting bahagia dan kuat lahir batin. Anak-anak juga udah paham baik buruk ibunya. Ya saling memaklumi aja. Semoga kelak menjaid ibu terbaik dalam versi Mbak Yuni ya. Tetap bahagia.
BalasHapusSuper mom dalam versi masing-masing kita. Keren kok Mbak hehehe
HapusHihi....pengen ibu seperti apa ya? Pastinya ibu yg baik dan bisa mendidik anak hingga mengantarnya dewasa kelak.
BalasHapusYuni setuju. Hehee
HapusYakin, deh. Pertanyaan ini pernah juga ada muncul waktu aku belum menikah dulu. Waktu itu aku menjawab, akan menjadi ibu yang disukai anak, sekaligus istri yang disukai suami. Ternyata untuk mewujudkannya beraaat. Hahaha. Butuh pengorbanan besar pastinya. Met ultah ya, Mbak. Semoga harapan dan doanya diijabah oleh Allah. Aamiin.
BalasHapusMungkin pernah muncul di semua wanita. Hehehe
HapusSemoga kelak bisa jadi ibu terbaik sesuai harapannya ya Mbak Uuni. Yang utama bukan ibu yang sempurna tapi bahagia. Karena kalau bahagia ibunya seluruh keluarga Insya Allah akan sama
BalasHapusSepakat. Kalau emak bahagia maka semua anggota akan ikut bahagia. Begitu sebaliknya.
HapusSupermom is a mom syndrome menurutku. Setiap perempuan pasti pernah berada pada fase ingin menjadi ibu yg super mba tapi seiring waktu berjalan, kuyakin idealisme seperti ini akan mulai bergeser. Karena sejatinya gak pernah ada ibu yg sempurna. Yang ada adalah ibu yg berproses menjadi lebih baik dari hari bke hari.
BalasHapusSejalan dengan kenyataan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini ya Mbak Bet. Selain itu memang seseorang akan beruntung jika selalu lebih baik dari waktu ke waktunya.
HapusPercaya kok, Mbak Yuni nanti bisa menjadi ibu yang hebat, karena panutannya juga ibu yang hebat. Tidak perlu menuntuk untuk jadi yang sempurna, karena tuntutan itu akhirnya bikin kita capek sendiri hihihi
BalasHapusLebih baik jalani aja apa yang ada dan banyak bersyukur, ya, gak?
Betul Mbak. Dengan bersyukur maka inshaAllah nikmat kita akan ditambah terus.
HapusSelamat ulang tahun, yaa. Dulu aku juga belum ada gambaran, mau jadi ibu seperti apa. Seiring waktu, akhirnya baru ketemu deh. Aku ingin jadi ibu yang bisa diandalkan, kala sedih dan senang, jadi teman dan sahabat, bukan hanya sebagai orang tua.
BalasHapusItulah yang yuni rasa selama ini. Emak yuni itu sudah kayak sahabat aja. Tempat curhat, tempat berkeluh kesah. pokoknya da best dah menurut yuni,
Hapussemoga kelak menjadi pahlawan diantara anak anak, agar anak selalu berbakti kepada orang tuanya
BalasHapusAamiin Ya Rabb...
HapusTerima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.