Cerita Menarik Huruf Braille

Cerita Menarik Huruf Braille – Saat ini, kita bisa bebas membaca. Apapun bahan bacaannya, kita tak kan merasa kesulitan sama sekali. Mata kita sehat. Kalau pun ada kekurangan, kita hanya perlu menambahkan kacamata sesuai yang kita butuhkan. Namun, pernah terbayangkah di benak kita, gimana gelapnya dunia para tuna netra? Gimana cara mereka melihat dunia? Sedangkan buku yang katanya merupakan jendela dunia saja sulit untuk mereka taklukkan. Terus gimana mereka bacanya?

Mengenal Huruf Braille


Mari berkenalan dengan huruf braille. Sebuah sistem tulisan sentuh yang dipakai oleh tuna netra untuk membaca. Bentuknya berupa titik-titik yang dicetak timbul pada selembar kertas. Lalu mereka akan membaca huruf-huruf itu dengan sentuhan jari tangan.

Siapakah penemu sistem tulisan itu? Apakah penemunya juga seorang tuna netra?

Penemu Huruf Braille


Sistem tulisan ini ditemukan oleh seorang Perancis bernama Louis Braille. Dimana Braille adalah seorang yang terlahir normal. Tapi dia mengalami kebutaan permanen karena kecelakaan yang dialaminya ketika berusia 3 tahun. Sementara sistem tulisan ini Braille temukan ketika berusia 15 tahun.

Gimana perjalanannya hingga Huruf Braille bisa diterima dan digunakan oleh para tuna netra? Apakah langsung bisa diterima oleh umum?

Cerita Menarik Huruf Braille


Tentu saja nggak mudah mengenalkan sistem tulisan ini. Terlebih pada awalnya, sistem tulisan ini bukanlah ditujukan sebagai alat bantu baca bagi para tuna netra. Coba tebak untuk apa?

Yupz. Huruf Braille dipakai sebagai kata sandi oleh para tentara perang. Mereka menggunakan huruf ini untuk mengirim pesan rahasia sehingga mudah dibaca pada malam hari.

Mendapat Penolakan Pada Awalnya


Seperti yang ku bilang tadi, nggak mudah mengenalkan sistem tulisan ini. Bahkan huruf braille sempat mendapat penolakan di awal kemunculannya. Saat itu sekitar tahun 1834. Aku belum terlahir sih. Tapi kebayang ya gimana sakitnya ditolak? Coba deh kalau ungkapan cinta kalian ditolak. Sakitnya tu di sini sambil nunjuk dada sendiri. ☹

Tapi kenapa ditolak? Seharusnya huruf braille ini bisa membantu para tuna netra. Mereka bisa lebih mengenal dunia dari tulisan. Tebak dong alasannya!

Jadi, pemerintahan saat itu menganggap anak-anak tuna netra membaca huruf yang nggak sesuai dengan huruf aslinya. Andai ini dijadikan sebuah film, aku pasti sudah gemas sekali sama pemerintah itu. Gimana mereka bisa membaca huruf asli, melihatnya saja nggak bisa.

Lalu, apakah Louis Braille putus asa? Tentu nggak dong. Beliau tetap berjuang. Terus mengenalkan huruf braille agar bisa diterima oleh masyarakat luas. Sampai kemudian di tahun 1847, huruf braille dapat diterima dan digunakan di sekolah luar biasa. Wow, ending yang manis sekali ya teman-teman.

Huruf Braille Kini


Apakah kalian tahu? Saat ini, huruf braille tak hanya ada pada buku atau lembaran kertas. Di tengah teknologi yang semakin canggih, kita bisa menemukan huruf braille di alat semacam keyboard yang bisa terhubung dengan smartphone dan komputer. Apa itu? Namanya Braille EDGE 40. Sebuah temuan canggih yang akan membantu para tuna netra bisa ikut merasakan perangkat digital. Kalau boleh jujur, aku jadi speechless. Gimana menurut teman-teman?

Huruf Braille dalam Teknologi
Sumber : https://www.shutterstock.com/image-photo/blind-person-using-computer-braille-display-428299894

Kini, para tuna netra tidak lagi kesulitan membaca. Mereka telah menemukan sistem tulisan yang bisa membantu mereka mengenal dunia. Membantu mereka menjelajah ke tempat-tempat yang nggak terpikirkan sebelumnya. Huruf Braille.

Semua itu tidak lepas dari perjuangan Sang Penemu huruf braille. Seorang Prancis bernama Louis Braille.

Jadi teman-teman, apa kalian tertarik buat belajar membaca huruf braille meski kalian bukan tuna netra? Aku pernah melihat tulisan braille di sebuah buku yang ku temukan di perpustakaan yang ada di Gedung Asia-Afrika, Bandung. Dan aku merasa kesusahan banget mencocokkan titik-titik itu dengan buku panduannya. Hal itu semakin membuatku salut pada mereka yang nggak pernah berhenti berusaha dan belajar di tengah kekurangan mereka. Harusnya kita bisa lebih banyak bersyukur dari ini. Sepakat ya teman-teman.

With Love

Posting Komentar

16 Komentar

  1. Hehehe... Sangat tertarik sekali aku mempelajarinya. Tapi ya sulitnya... Salut buat para tuna netra

    BalasHapus
  2. Ikut senang sekarang sdh ada smartphonenya jadi alhamdulillah SDH bisa menikmati media digital.

    BalasHapus
  3. Saya juga pernah menulis kisah hidup Louis Braille. Masya Allah, keinginannya untuk berbuat lebih banyak haruslah menjadi contoh bagi kita semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya? Keren ya dia itu, Mbak. Bisa kepikiran gitu buat tulisan begini.

      Hapus
  4. Wah perjuangannya ternyata keras banget ya Mbak. Bersyukur kita dikarunia mata yang sehat oleh Allah. Perkembangan zaman semakin canggih, sehingga para tuna netra juga sudah dapat merasakan manfaat dari kecanggihan teknologi. Semoga semakin banyak jalan buat mereka mengenal dunia luas ya Mbak.

    BalasHapus
  5. Baca tulisan ini jadi mengingatkanku ama materi waktu aku kuliah dulu mba hihihi. Aku kuliah pendidikan luar biasa, tapi aku spesialis tunagrahita. Jadi aku nggak mendalami tentang huruf braille ini karena buka bagian tunanetra. Jadi aku blum bisa baca huruf braille

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya? Itu menarik sekali, Mbak. Andai sempat belajar huruf braille juga.

      Hapus
  6. Keren banget prosesnya, aku gak nyangka sempat dapat penolakan, padahal kan berguna banget ya. Tapi untungya tetap dipakai sampai sekarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuni juga nggak nyangka, Mbk. Tapi memang selalu ada cerita di balik setiap hal hebat kan.

      Hapus
  7. MasyaAllah, Dewi tuh juga sempat heran bagimana awalnya bisa ada huruf Braille. Dan sering takjub dengan teman Dewi tuna netra yang mampu belajar secara cepat saat diberi makalah sesuatu ilmu. Sangt bermanfaat sekali perkembangan huruf braille hingga saat ini:)

    BalasHapus
  8. Luar biasa. Kecanggihan teknologi memang harus dinikmati oleh semua orang. Semoga adanya alat ini menjadi pembuka jalan untuk dapat menggali potensi dan dapat tetap produktif dengan skillnya.

    BalasHapus
  9. Yun, mb pernah magang di yayasan khusus anak ABK yang berprestasi. Sedikit banyak belajar tentang braille dan bahasa isyarat. Bener-bener, mereka tuh luar biasa. Semangatnya, instingnya, loyalitasnya, mb yang mentor ini merasa kalah jauh. Sering pulang dari yayasan mata sembab karena nangis, merasa diri kecil sekali dibandingkan mereka..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masha Allah, itu pasti pengalaman yang keren banget, Mbak.

      Hapus
  10. senang baca ulasan tentang Baraille ini..makasih Mbak yuni jadi tahu saya. Beneran Braille membantu mereka yang tuna netra ya. Semoga mereka bisa tetap mengenal dunia lewat huruf Braille ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupz. Jadi meski dalam keterbatasan, mereka tetap bisa menikmati indahnya dunia.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.