Menulis Cerpen, Kenapa Nggak?

Sumber : Pixabay.com

Katanya menulis cerpen itu mudah. Jumlah katanya nggak sebanyak novel. Demikian juga alur ceritanya. Dan memang sih, cerpen itu umumnya cuma ada satu alur cerita. Jadi, sekali baca langsung selesai. Beda dengan novel yang lebih kompleks permasalahannya.

Namun kadang kala, ada salah satu teman yang merasa kesulitan menulis cerpen. Dia bilang, mau cerita apa kalau sependek itu? Penjelasan dari penokohan, setting tempat dan situasinya saja bisa sampai sepanjang jalan kenangan. Duh, apa sih ini. Hehe …

Namanya juga cerita pendek. Kalau mau sepanjang jalan kenangan ya beda jenis tulisan dong ya. Jadi cerita bersambung atau malah novelete nantinya.

Oke, kita kembali ke menulis cerpen. Ada lho langkah-langkah menulis cerpen yang bisa memandu kita. Meskipun nggak bisa dibilang mudah, tapi kalau sering berlatih pasti akan terbiasa dan menjadi mudah dengan sendirinya. Sepakat kan teman-teman?

Lima langkah menulis cerpen yang baik adalah sebagai berikut :


1. Menentukan Tema

Semua karya tulis, baik fiksi maupun nonfiksi, selalu diawali dengan penentuan tema. Kenapa? Karena kita tahu bahwa tema adalah nyawa dari setiap karya. Bayangkan saja kalau sesuatu tidak memiliki nyawa. Jadi benda mati kan? Begitu juga dengan sebuah karya. Tema yang akan menghidupkannya di awal. Pilihan tema yang biasa dipakai adalah persahabatan, keluarga, pendidikan, percintaan dan masih banyak lagi lainnya.

2. Sudut Pandang

Setelah tema, kita perlu menentukan sudut pandang kita dalam bercerita. Pilihannya adalah sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang campuran. Selain itu, kita juga harus memastikan apakah sudut pandang yang kita gunakan adalah orang yang serba tahu ataukah hanya sebagai pengamat saja. Ketika kita sudah menentukan bagian ini, sangat penting bagi kita untuk menjaga konsistensi dari awal cerita hingga bagian akhir. Nggak lucu dong, kalau di awal kita pakai sudut pandang orang pertama, terus di pertengahan kita malah menggunakan sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat saja. Hehe…

3. Penokohan

Pada tahap ini, kita sudah menemukan tema yang akan kita tuliskan cerpennya. Sudut pandang pun sudah kita tentukan. Maka, selanjutnya apa yang perlu kita lakukan?

Melukis. Tapi, bukankah ini tentang menulis cerpen, apa hubungannya dengan melukis? Mungkin begitu pertanyaannya. Tenang, ini masih seputar kepenulisan. Jadi, yang dimaksud melukis di sini adalah, kita melukiskan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam cerpen yang ingin kita tulis. Hal ini sering kita sebut dengan penokohan. Ada antagonis, protagonist dan sebagainya. Nah, dari sinilah nantinya cerita kita berkembang.

4. Alur/Plot

Tak kalah penting dengan penokohan adalah alur/plot. Dimana, alur/plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam sebuah cerita yang kita susun secara kronologis. Ada beberapa jenis alur yang bisa kita pilih untuk cerpen dan karya fiksi lainnya, diantaranya alur maju, alur mundur atau bahkan alur campuran. Kalau Yuni lebih nyaman dengan alur maju. Yah, meski pernah juga Yuni buat cerita yang alurnya mundur kayak cerpen Yuni yang judulnya Kenangan.

Find The Story Here Arti Sahabat - Kenangan

5. Menentukan Judul

Setelah kita menuliskan semua rangkaian cerita menjadi satu cerita pendek yang menarik, hal terakhir adalah menentukan judul. Biasanya, judul diambil dari sesuatu yang paling menarik dalam cerita, bisa salah satu nama tokoh atau satu kejadian yang menjadi inti permasalahan cerita itu sendiri. Bahkan, nilai terkandung yang ingin disampaikan dalam cerita juga bisa menjadi judul yang bagus.

Kelima langkah itu adalah panduan yang biasanya dipakai oleh para penulis cerpen. Terkadang, Yuni juga mengikutinya, meski lebih sering nggak. Jadi, jangan heran kalau teman-teman pernah baca cerpen Yuni yang nggak enak dibaca dan terkesan asal-asalan. Itu karena Yuni nggak mengikuti lima langkah menulis cerpen yang sejak tadi kita bahas ini.

Ah yang penting adalah segera menuliskan ide yang terlintas. Mau mengikuti kelima langkah menulis cerpen itu bagus. Tapi, kalau teman-teman punya tips dan cara menulis sendiri, itu jauh lebih menakjubkan. Selamat berkarya teman-teman.

With Love


#menuliscerpen #cerpen #fiksi

Posting Komentar

26 Komentar

  1. Saya juga lebih suka menulis spontan. Ada ide langsung eksekusi. Kadang-kadang nemu ide dan jalan cerita pas lagi rempong. Di simpan aja dulu di pikiran. Setelah ada waktu luang, baru di tulis ke lappy atau HP.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang memang lebih nyaman nulis spontan ya Mbak. Hehehe

      Hapus
  2. Sebenarnya kelima langkah itu panduan untuk menulis pada umumnya, tidak hanya cerpen saja ya...
    Contohnya untuk cerita anak, juga harus memperhatikan kelima langkah tersebut,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupz... Menulis apapun setidaknya nurutin langkah-langkah itu, Mbak.

      Hapus
  3. aku beneran ga bisa nulis cerpen lho mbak. Songong kali ya hahaha soalnya jumlah katanya kan dikit. Tapi pernah baca juga katanya minimal ada yang sampe 6000-8000 kata ya... Banyak ya, lebih dari cukup harusnya. Akunya aja yang males pake alesan songong pula hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya bukan nggak bisa sih ya. Kadang kala kitanya aja yang keburu underestimate sama kemampuan sendiri. Hehehe

      Hapus
  4. Aku termasuk orang non-fiksi banget. Jadi kalau disuruh bikin cerpen agak tergagap-gagap juga sih, hihi Tapi juga pengen coba ah, semoga berhasil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cobain Mbak. Kadang menuliskan imajinasi itu juga sangat menyenangkan. Hehehe

      Hapus
  5. Saya suka kelimpungan di bagian terakhir, ngasih judul. Gak tahu kenapa, saya sulit sekali nemu judul yang menarik untuk cerpen yang berhasil kutulis. Ada saran untuk itu, mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga begitu, Mbak. Susah banget buat judul yang wow gitu kan.. Hehehe

      Hapus
  6. bener kenapa enggak menulis cerpen, kalau masih sulit nulis yang panjang-panjang, cerpen ini bisa sebagai permulaan. dulu zaman nulis antologi juga tulisan cerpen ini membantu saya banget loh. makasih banyak infonya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Iya, Mbak. Kadang kan nulis novel itu butuh perjuangan banget buat mempertahankan mood.

      Hapus
  7. Harus kuakui nulis cerpen itu susah mba hhehehehe. Lebih susah ketimbang nulis nonfiksi 😁😁
    Sejujurnya, aku lebih suka baca cerpen ketimbanb nulisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku dulu juga satu pemikiran sama simbok. Rasanya menceritakan suatu permasalahan itu pinginnya yang panjang dan lebar. Kalau bisa sama tinggi sekalian kan. Hehehe

      Hapus
  8. Mbak Yuni, aku dulu lancar nulis cerpen tapi makin ke sini makin mandeg aja kalau mau mulai...lebih lancar kalau nulis non fiksi hihihi
    Aku suka baca cerpennya Mbak Yuni lgo..ngalis aja ceritanya, bikin penasaran dan kayak beneran. Salut!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Dian. Aku orangnya imajinatif, Mbak. Suka bayangin banyak hal yang drama. Tapi yang deket sama kehidupan. Kadang kalau lagi rajin nulis jadi cerpen, kadang dibiarkan sampai lupa. Hehehe

      Hapus
  9. Intinya, pokok e nulis yo mbak. HEhehe ... karena dengan menulis kita akan terlatih untuk membuat tulisan jenis apapun dengan bagus. Tetap semangat menulis!

    BalasHapus
  10. Yups mbak, yang terpenting segera eksekusi ide di kepala.
    Soalnya kalo kelamaan bakal hilang ditelan urusan lainnya.
    Dan ... nggak nulis2 kita, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya banget tu yang begitu. Terlalu lama eksekusi jadi lupa. Hehehe

      Hapus
  11. Mau coba ah nulis cerpen, langkah awalnya ikutin tips-tipsnya mbak Yuni dulu. Semoga saya berhasil. Makasih sharingnya ya.

    BalasHapus
  12. Saya pernah ikut kelas menulis cerpen dan rasanya tak semudah itu ternyata. Selalu kelebihan dari batas maksimal jumlah kata. Huhuhu rasanya nanonano pas ikutan kelasnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kan ya. Cerpen mah dibatasi banget sama jumlah kata. Ibaratnya belum kelar ngeluarin unek-unek udah harus stop. Kan masih ngeganjel rasanya. Hehehe

      Hapus
  13. Pengen jg nulis cerpen tp blm pede buat ngepublish. Wsh kbtulan mb mengulas jd bs belajar. Tjx y tips nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kudu banyak berlatih Mbak. Sebenarnya kudu pede juga sih. Hehehe

      Hapus

Terima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.