Ibu, Aku Malu



Mari kenalan denganku. Seorang cewek yang mengaku mirip mikha tambayong. Padahal bohong. Kulitku tidak putih, katanya aku punya wajah yang manis meski tidak akan membuatmu diabetes. Postur tubuhku tinggi seperti ayah dan ibuku juga sedikit berisi atau banyak. Ntahlah. Yang jelas katanya aku montok.

Saat ini aku bekerja di sebuah perusahaan swasta bidang perkebunan yang fokus sama budidaya kelapa sawit. Tentu saja ini bukan kisah kelapa sawit. Ini hanya kisah singkat antara aku dan ibuku yang super. Akan ku ceritakan.

Seperti biasa, setiap pagi ibu akan bangun sebelum subuh. Bergerilya menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga sebelum adzan subuh berkumandang dan menjalankan kewajiban umat muslim secara berjamaah bersama seluruh anggota keluarga yang lain.  Menyiapkan keperluan sekolah adek - adekku karena memang aku adalah anak tertua di keluarga, juga perlengkapan ayahku ke kantor. Tak lupa membuat sarapan untuk keluarga kami.

Ibuku tak pernah mengeluh. Tak pernah pula berucap meminta bantuanku untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu. Tapi terkadang aku sendiri yang berinisiatif membantu beliau. Meski hitungan jari saja aku melakukannya.

"Ayah Ibu, Neni berangkat ke kantor dulu ya!" pamitku sambil mencium punggung tangan ayah dan ibu.

Aku berjalan ke arah garasi. Mengeluarkan motorku dan menghidupkan mesin motornya.

"Kamu mau kerja?", tanya Ibu yang sudah berdiri di belakangku.

Duh kadang Ibuku ini rada telmi. Maafkan aku, batinku. Tapi bukankah tadi aku sudah pamit mau ke kantor. Memang apa lagi yang mau ku kerjakan di kantor?

"Neni mau maen, bu", jawabku geli.

Aku sudah siap di atas motorku.

"Pantes saja. Tadi ibu pikir kamu lupa kalau masih pake sandal jepit. Ternyata kamu memang cuma mau maen", ujar Ibu sambil terus masuk ke dalam rumah.

Spontan ku tundukkan pandanganku. Benar saja. Aku masih mengenakan sandal swallow hijau kesayanganku kalau sedang di rumah. Terdengar suara cekikikan dari dalam rumah. Tentu saja adek - adekku menertawakan kejadian ini. Rasanya antara malu dan salah tingkah. Beruntung ibu sudah melenggang masuk ke rumah sejak tadi.

Ibu selalu punya cara menegur kita tanpa menyakiti. Meski sedikit malu tapi setidaknya hanya di depan keluarga. Tidak terbayangkan bagaimana jika aku sampai kantor dan hanya memakai sandal swallow.

Ibu, aku malu.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Hai...salam kenal. Blognya bagus. Kusuka layout dan warnanya. Aku juga dari PAS Bloger JA...
    Main ke rumah kalo lagi engga sibuk yah

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya, jika anda memiliki saran, kritik maupun pertanyaan silahkan tinggalkan komentar anda.